Saturday, May 2, 2015

PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN

PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN
 
Permasalahan kependudukan adalah salah satu masalah yang harus dihadapi di setiap negara.
Negara Indonesia yang memiliki semua sumber daya alam maupun sumber daya manusia sepertinya belum muncul ke permukaan 100%, masih banyak yang belum tergali, sehingga Negara Indonesia terkesan lambat dalam proses pembangunannya.

Dengan jumlah penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya, Indonesia belum mampu menyejahterakan semua penduduknya.

Berbagai dampak atas banyaknya penduduk yang belum sejahtera akan mengakibatkan berbagai persoalan yang berhubungan dengan kependudukan.

Berikut ini akan dibahas beberapa masalah kependudukan yang ada di Indonesia.
 
A. Permasalahan Kuantitas Penduduk
Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kuantitas penduduk adalah sebagai berikut:

Jumlah penduduk

Pertumbuhan penduduk

Kepadatan penduduk

Susunan Penduduk


1. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk negara Indonesia merupakan urutan ke-4 terbesar setelah Cina, India, dan Amerika.

Jumlah penduduk Indonesia dari hasil sensus 2010 mencapai angka 237.641.326 jiwa. Dari tahun ke tahun jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah.
Berikut ini merupakan jumlah penduduk Kabupaten Selayar dari tahun ke tahun yang dapat mewakili jumlah penduduk Indonesia:
Berikut ini merupakan jumlah penduduk Kabupaten Selayar dari tahun ke tahun yang dapat mewakili jumlah penduduk Indonesia


Dampak positif dari jumlah penduduk yang banyak, antara lain:
  • tersedianya tenaga kerja dalam masalah sumber daya alam.

  • Dapat mempertahankan keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari bangsa lain, dsb.

Banyaknya jumlah penduduk juga akan memberikan masalah-masalah baru bagi negara ini, yakni:

  • kelangkaan alat pemenuhan kebutuhan manusia.

  • meningkatnya permasalahan lingkungan, seperti beralihnya fungsi lahan pertanian, pencemaran lingkungan, berkurangnya daerah resapan air, dsb.

  • meningkatnya pengangguran karena minimnya lapangan pekerjaan.

  • meningkatnya angka kemiskinan.

  • terhambatnya pembangunan negara.

    Krisis air bersih di beberapa daerah di Indonesia
    Beralihnya fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman
    di Karawang, Jawa Barat
    Pencemaran sungai oleh limbah rumah tangga
    Banyaknya jumlah pengangguran di Indonesia

    2. Pertumbuhan Penduduk

    Tingkat atau laju pertumbuhan penduduk menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah penduduk di suatu negara.
    Besarnya laju pertumbuhan penduduk membuat pertambahan jumlah penduduk semakin meningkat, dengan kata lain, semakin besar persentase kenaikannya maka semakin besar pula jumlah penduduknya.
    Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun ada kecenderungan menurun.
    Berikut adalah persentase pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun 1961-2000: 

    • Tahun 1961 – 1971 pertumbuhan penduduk sebesar 2,1 % per tahun,
    • Tahun 1971 – 1980 sebesar 2,32% per tahun,
    • Tahun 1980 – 1990 sebesar 1,98% per tahun,
    • Tahun 1990 – 2000 sebesar 1,6% per tahun.
     
Berikut ini merupakan grafik pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun 1960 sampai 2008

Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk:
  • Kelahiran (Fertilitas)
  • Kematian (Mortalitas)
  • Perpindahan (Migrasi)
- Kelahiran bersifat menambah, kematian bersifat mengurangi dan migrasi dapat bersifat menambah (migrasi masuk) dan dapat pula bersifat mengurangi (migrasi keluar).
- Untuk banyak negara, termasuk Indonesia, pertumbuhan penduduk ditentukan oleh kelahiran dan kematian, karena migrasi masuk dan migrasi keluar terlalu kecil sehingga bisa diabaikan.
- Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas dan mortalitas:
  1. Faktor demografi, antara lain:
  • Struktur umur
  • Struktur perkawinan
  • Umur kawin pertama
  • Paritas
  • Disrupsi perkawinan
  • Proporsi yang kawin 
    2 . Faktor non demografi, antara lain:
  • Keadaan ekonomi penduduk
  • Tingkat pendidikan
  • Perbaikan status perempuan
  • Urbanisasi dan industrialisas
Daya tarik dan daya dorong di daerah asal yang mempengaruhi migrasi penduduk :
1 . Kekuatan Sentripetal
adalah kekuatan yang mengikat orang untuk tinggal di daerah asal, misalnya :

  • Terikat tanah warisan
  • Menjaga orang tua yang sudah lansia
  • Daerah asal yang merupakan tempat kelahiran nenek moyang mereka
2 . Kekuatan Sentrifugal
adalah kekuatan yang mendorong seseorang untuk meninggalkan daerah asal, misalnya:
  • Terbatasnya pasaran kerja
  • Terbatasnya fasilitas pendidikan

 3. Kepadatan Penduduk

Population density atau yang lebih dikenal dengan kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk yang mendiami suatu wilayah atau daerah tertentu dengan satuan per kilometer persegi.

Kepadatan penduduk di suatu daerah bisa dihitung dengan rumus
  • Ciri-ciri kepadatan penduduk yang makin lama makin tinggi adalah tingginya pertumbuhan penduduk yang terus berjalan dan meningkatnya jumlah pemukiman di daerah tersebut.
  • Di Indonesia, masih ada wilayah yang kepadatan penduduknya  sangat tinggi dan ada juga wilayah dengan kepadatan yang rendah.


Peta Kepadatan Penduduk Indonesia

Secara umum, kepadatan penduduk dibagi menjadi empat macam, yaitu:
  • Kepadatan Aritmatik
  • Kepadatan Agraris
  • Kepadatan Fisiologis
  • Kepadatan Ekonomis

1. Kepadatan Aritmatik
  • Kepadatan penduduk aritmatik adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan seluruh luas wilayah.
  • Perhitungan ini tidak memperhitungkan kualitas daerah maupun kualitas penduduk.
  • Jenis kepadatan ini merupakan kepadatan tradisional, paling mudah perhitungannya.
Berikut ini merupakan rumus perhitungan kepadatan aritmatik

2. Kepadatan Agraris
  • Kepadatan penduduk agraris adalah perbandingan antara jumlah penduduk yang mempunyai aktivitas di sektor pertanian dengan luas lahan yang dapat diolah untuk pertanian.
  • Kepadatan penduduk jenis ini biasanya diperuntukkan untuk kepentingan teknis, yaitu untuk mengetahui rata-rata tanah yang dimiliki petani.
Di bawah ini merupakan rumus perhitungan kepadatan agraris

3. Kepadatan Fisiologis
  • Kepadatan fisiologis adalah jumlah penduduk setiap kesatuan wilayah luas dari tanah produktif suatu daerah.
  • Yang dimaksud tanah produktif dalam hal ini adalah tanah yang digarap.
  • Kepadatan jenis ini biasanya untuk mengukur kemampuan produksi pertanian dalam memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.
Di bawah ini merupakan rumus perhitungan kepadatan fisiologis

4. Kepadatan Ekonomis
  • Kepadatan ekonomis adalah jumlah penduduk yang dapat dijamin penghidupannya oleh tiap kesatuan wilayah tanah (kesatuan luas tanah).
  • Perhitungan ini tidak hanya tergantung dari sektor pertanian tapi juga sektor industri dan perdagangan.

Kepadatan ekonomis dipengaruhi oleh: 
  • Kesuburan tanah,
  • Tingkat intensitas dalam bertani,
  • Jarak dengan kota-kota industri makmur,
  • Tingkat kebutuhan rohani penduduk, seperti hiburan dll.
Mengingat sulitnya menentukan kapasitas produksi suatu wilayah, maka perhitungan ekonomi jarang digunakan.
Berdasarkan kepadatan penduduknya, tiap-tiap daerah dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu :
  • Kelebihan Penduduk (over population)
  • Kekurangan Penduduk (under population)
  • Penduduk Optimum (optimum population)

1. Kelebihan Penduduk
Kelebihan penduduk adalah keadaan daerah tertentu selama waktu yang terbatas, dimana bahan-bahan keperluan hidup tidak mencukupi kebutuhan daerah tersebut secara layak.
Daerah yang mengalami kelebihan penduduk biasanya akan mengalami kesulitan pemenuhan kebutuhan pokok penduduk (pangan, sandang dan tempat tinggal).
Over population atau kelebihan penduduk

2. Kekurangan Penduduk

Kekurangan penduduk adalah keadaan suatu daerah tertentu di mana jumlah penduduk sudah sedemikian kecilnya, sehingga sumber daya alam yang ada hanya sebagian yang mampu dimanfaatkan.

3. Penduduk Optimum

Penduduk optimum adalah jumlah penduduk yang sebaik-baiknya berdasarkan daerah tertentu.Penduduk dapat berproduksi maksimum per kapita berdasarkan sumber daya alam yang tersedia dan teknologi yang berkembang.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepadatan penduduk, di antaranya adalah:
  • Faktor Lingkungan Yang Menguntungkan, Seperti Iklim Dan Kesuburan Tanah.
  • Faktor historis, pusat-pusat kegiatan penduduk pada jaman dulu.
  • Faktor sosio-kultural, kebudayaan atau adat istiadat daerah. 

Iklim serta kesuburan tanah
ikut mempengaruhi kepadatan penduduk Indonesia
Faktor kebudayaan dan adat istiadat
juga ikut mempengaruhi  kepadatan penduduk Indonesia

Kepadatan penduduk di Indonesia lebih terkonsentrasi tinggi di daerah Pulau Jawa.
Ada beberapa asumsi penyebab kepadatan tersebut, yaitu :
  • Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk,
  • Banyaknya migrasi nasional dari pulau lain ke Pulau Jawa, yang umumnya bertujuan untuk mencari penghidupan yang lebih baik,
  • Kesadaran untuk bertransmigrasi ke daerah yang berpenduduk sedikit masih rendah,
  • Tinjauan historis, kerajaan-kerajaan besar jaman dahulu (yang memiliki kejayaan besar) kebanyakan berada di Pulau Jawa, sehingga pusat kegiatan penduduk ada di daerah tersebut.
Dampak dari kepadatan penduduk di daerah Jawa dan Bali adalah:
  • Luas tanah pertanian menyempit, sehingga produksi pangan menurun.
  • Kelebihan tenaga kerja menimbulkan peningkatan jumlah pengangguran.
  • Fasilitas kehidupan yang ada tidak mampu menampung jumlah penduduk yang semakin banyak, sehingga kualitas penduduk menurun.
Secara umum, akibat dari tingginya kepadatan penduduk adalah:
  • Berkurangnya persediaan lahan,
  • Meningkatnya kebutuhan udara bersih,
  • Kerusakan lingkungan,
  • Meningkatnya kebutuhan air bersih,
  • Kekurangan makanan.
Dengan tingginya kepadatan penduduk, persediaan lahan,
terutama lahan  produksi semakin berkurang

Semakin tinggi kepadatan penduduk suatu daerah,
maka akan meningkat pula kebutuhan udara bersihnya

Kerusakan lingkungan merupakan salah satu dampak dari
tingginya kepadatan penduduk

Meningkatnya kebutuhan akan air bersih
juga merupakan salah satu dampak dari kepadatan penduduk yang tinggi

Tingginya kepadatan penduduk juga akan membawa dampak
berupa kekurangan pangan
Di daerah yang ditinggalkan penduduk dan menjadi jarang jumlah penduduknya, seperti daerah Papua, Kalimantan dan Sulawesi, akan berakibat:
  • Luas lahan yang besar tidak bisa diolah karena kekurangan jumlah tenaga kerja, sehingga tidak dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk.
  • Banyak sumber daya alam yang belum dimanfaatkan.
4. Susunan Penduduk
  • Susunan penduduk atau komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk suatu negara atau suatu wilayah berdasarkan kriteria-kriteria tertentu.
  • Contoh susunan penduduk adalah pengelompokan penduduk berdasarkan usia, jenis kelamin, mata pencaharian, agama, pendidikan, bahasa, tempat tinggal, jenis pekerjaan, dan lain-lain.
  • Namun, susunan penduduk dalam arti demografi adalah komposisi penduduk menurut usia dan jenis kelamin.
1. Susunan Penduduk Berdasarkan Usia
Susunan penduduk berdasarkan usia/umur dapat dibuat dalam berbagai bentuk, antara lain:
  • Bentuk usia tunggal, seperti 0, 1, 2, 3, 4, sampai 60 tahun atau lebih.
  • Susunan penduduk dapat juga dibuat berdasarkan interval usia tertentu, seperti 0–5 (usia balita), 6–12 (usia SD), 13–15 (usia SMP), 16–18 (usia SMA), 19–24 (usia Perguruan Tinggi), 25–60 (usia dewasa), dan >60 (usia lanjut).
  • Susunan penduduk juga dapat dibuat berdasarkan usia produktif dan usia non produktif, misalnya: usia 0–14 (usia belum produktif), 15–64 (usia produktif), dan usia >65 (tidak produktif).
  • Susunan penduduk berdasarkan usia produktif dan non produktif dapat digunakan untuk menghitung angka ketergantungan (dependency ratio).
  • Angka ketergantungan sangat penting untuk diketahui karena dapat memperkirakan beban tiap penduduk non produktif untuk menopang kebutuhan hidupnya.
  • Semakin besar angka ketergantungan, akan semakin besar beban penduduk dalam menopang kehidupan.
  • Sebaliknya, jika semakin kecil angka ketergantungan, akan semakin kecil pula beban dalam menopang kehidupan penduduk usia non produktif.
Berikut ini merupakan diagram angka ketergantungan penduduk Indonesia tahun 2004 – 2012





2. Susunan Penduduk Berdasarkan
Jenis Kelamin

  • Susunan penduduk berdasarkan jenis kelamin juga penting untuk diketahui, karena dapat digunakan dalam menghitung angka perbandingan jenis kelamin (sex ratio).
  • Perbandingan tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan bentuk pemberdayaan penduduk sebagai sumber daya manusia (SDM) sesuai dengan karakteristiknya.
  • Selain itu, susunan penduduk juga diperlukan dalam suatu negara karena dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ataupun penentuan kebijaksanaan dalam pelaksanaan pembangunan.
  • Susunan penduduk digambarkan seperti piramida atau disebut juga dengan piramida penduduk.
  • Sejak sensus penduduk tahun 1961, piramida penduduk Indonesia berbentuk limas atau ekspansif.
  • Berarti, pada periode tersebut, jumlah penduduk usia muda lebih banyak daripada penduduk usia tua.
Berikut ini merupakan piramida penduduk Indonesia tahun 2011

Susunan penduduk yang seperti itu memberikan konsekuensi terhadap hal-hal berikut :
  • Penyediaan fasilitas kesehatan.
  • Penyediaan fasilitas pendidikan bagi anak usia sekolah.
  • Penyediaan lapangan pekerjaan bagi penduduk usia kerja.
  • Penyediaan fasilitas sosial lainnya yang mendukung perkembangan penduduk usia muda.
Penyediaan fasilitas kesehatan bagi penduduk segala usia
Penyediaan fasilitas pendidikan, khususnya bagi anak usia sekolah
Penyediaan lapangan pekerjaan bagi penduduk usia kerja

B. Permasalahan Kualitas Penduduk

Kualitas penduduk adalah mutu kehidupan penduduk pada suatu negara.
Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kualitas penduduk adalah sebagai berikut:
  • Masalah Tingkat Pendidikan
  • Masalah Kesehatan
  • Masalah Tingkat Penghasilan/Pendapatan

1. Masalah Tingkat Pendidikan

  • Tingkat pendidikan bisa diukur dengan lamanya seseorang menempuh pendidikan formal dan berdasarkan tingkat melek huruf.
  • Tingkat pendidikan bukan menjadi indikator kualitas SDM suatu negara, karena kualitas SDM berhubungan dengan produktivitas kerja.
  • Keadaan penduduk di negara-negara yang sedang berkembang tingkat pendidikannya relatif lebih rendah dibandingkan penduduk di negara-negara maju, demikian juga dengan tingkat pendidikan penduduk Indonesia.



Rendahnya tingkat pendidikan penduduk Indonesia disebabkan oleh:
  • Tingkat kesadaran masyarakat untuk bersekolah rendah.
  • Besarnya anak usia sekolah yang tidak seimbang dengan penyediaan sarana pendidikan.
  • Pendapatan perkapita penduduk di Indonesia rendah.

Dampak yang ditimbulkan dari rendahnya tingkat pendidikan terhadap pembangunan negara, antara lain:
  • Rendahnya penguasaan teknologi maju, sehingga harus mendatangkan tenaga ahli dari negara maju. Keadaan ini sungguh ironis, di mana keadaan jumlah penduduk Indonesia besar, tetapi tidak mampu mencukupi kebutuhan tenaga ahli yang sangat diperlukan dalam pembangunan.
  • Rendahnya tingkat pendidikan mengakibatkan sulitnya masyarakat menerima hal-hal yang baru. Hal ini nampak dengan ketidakmampuan masyarakat merawat hasil pembangunan secara benar, sehingga banyak fasilitas umum yang rusak. Kenyataan seperti ini apabila terus dibiarkan akan menghambat jalannya pembangunan negara.
  • Seseorang yang memiliki pendidikan yang tinggi diharapkan mempunyai produktivitas yang tinggi.Kenyataannya, di Indonesia kebanyakan orang yang memiliki pendidikan tinggi atau sarjana banyak yang menganggur.
  • Diharapkan tingkat pendidikan berbanding lurus dengan tingkat produktivitas.
  • Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang dilakukan pemerintah membawa dampak positif bagi kesejahteraan.


Berikut ini merupakan grafik pengangguran terbuka berdasarkan tingkat pendidikan
2. Masalah Kesehatan

  • Tingkat kesehatan bisa dijadikan indikator mutu kehidupan suatu negara.
  • Tingkat kesehatan suatu negara umumnya dilihat dari besar kecilnya angka kematian, karena kematian erat kaitannya dengan kualitas kesehatan.
  • Dalam hal kesehatan yang akan menjadi sorotan bagaimana gambaran tingkat kesehatan adalah angka kematian bayi.
  • Besarnya kematian yang terjadi menunjukkan bagaimana kondisi lingkungan dan juga kesehatan pada masyarakat.
Di atas merupakan grafik angka
kematian bayi dan balita di Indonesia
  • Tingkat kesehatan tidak lepas dari pendapatan seseorang, jika seseorang mendapatkan pendapatan yang tinggi maka untuk memperoleh pelayanan kesehatan juga tinggi.
  • Jika penduduk suatu negara banyak yang sakit maka pembangunan negara tidak berjalan dengan lancar.

Kualitas kesehatan yang rendah umumnya disebabkan oleh:
  • Kurangnya sarana dan pelayanan kesehatan,
  • Kurangnya air bersih untuk kebutuhan sehari-hari,
  • Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan, 
  • Gizi yang rendah,
  • Penyakit menular,
  • Lingkungan yang tidak sehat (lingkungan kumuh).
Kurangnya sarana dan pelayanan kesehatan di Indonesia
menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya tingkat kesehatan masyarakat
Kurangnya air bersih juga menjadi salah satu faktor penyebab
rendahnya tingkat kesehatan masyarakat
Di atas merupakan grafik gizi buruk tahunan di Indonesia
Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya
tingkat kesehatan masyarakat Indonesia adalah lingkungan yang kumuh

Dampak rendahnya tingkat kesehatan terhadap pembangunan, antara lain:
  • Terhambatnya pembangunan fisik karena perhatian tercurah pada perbaikan kesehatan yang lebih utama karena menyangkut jiwa manusia.
  • Jika tingkat kesehatan manusia sebagai objek dan subjek pembangunan rendah, maka dalam melakukan apa pun khususnya pada saat bekerja, hasilnya pun akan tidak optimal.
  • Selain indikator-indikator yang telah disebutkan sebelumnya, pengukuran tingkat kesehatan juga dapat dilakukan dengan melihat usia harapan hidup manusia.Dalam Population Data Sheet 2012, usia harapan hidup orang Indonesia adalah 72 tahun sedangkan tahun 2011 rata-rata usia harapan hidupnya 71.Data tersebut menunjukkan usaha peningkatan dan perbaikan kualitas kesehatan manusia Indonesia.Angka harapan hidup yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang baik.

3. Masalah Tingkat Penghasilan/Pendapatan

Tingkat penghasilan/pendapatan suatu negara biasanya diukur dari pendapatan per kapita, yaitu jumlah pendapatan rata-rata penduduk dalam suatu negara.
Negara-negara berkembang umumnya mempunyai pendapatan per kapita rendah.
Berikut ini merupakan beberapa penyebab dari rendahnya pendapatan per kapita:
  • Pendidikan masyarakat rendah, tidak banyak tenaga ahli, dan lain-lain.
  • Jumlah penduduk banyak.
  • Besarnya angka ketergantungan.
Berdasarkan pendapatan per kapitanya, negara digolongkan beberapa golongan:
  • Negara kaya, pendapatan per kapitanya
        > US$ 1.000
  • Negara sedang, pendapatan per kapitanya
        = US$ 300 – 100
  • Negara miskin, pendapatan per kapitanya
        < US$ 300
Dampak rendahnya tingkat pendapatan penduduk terhadap pembangunan negara, antara lain:
  • Rendahnya daya beli masyarakat menyebabkan pembangunan bidang ekonomi kurang berkembang dengan baik.
  • Tingkat kesejahteraan masyarakat yang rendah menyebabkan hasil pembangunan hanya banyak dinikmati oleh kelompok masyarakat kelas sosial menengah ke atas.
  • Rendahnya pendapatan per kapita dapat mempengaruhi sektor lain seperti rendahnya tingkat pendidikan dan tingkat kesehatan karena terganggu dengan permasalahan perekonomian suatu keluarga.


4. Masalah Kemiskinan

Kemiskinan juga menjadi salah satu masalah yang melanda Indonesia.Meskipun tidak termasuk negara miskin, jumlah penduduk Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan cukup besar.Sebanyak 37,5 juta penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan menurut standar yang ditetapkan PBB.

Peta Tingkat Kemiskinan di Indonesia
  • Yang lebih disayangkan lagi, Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
  • Yang menjadi pertanyaan adalah kenapa Indonesia bisa menjadi negara yang penduduknya miskin padahal kaya sedangkan banyak negara yang miskin sumber daya alamnya namun menjadi negara-negara kaya yang menguasai dunia?
  • Jawabannya kembali ke sumber daya manusianya.Kemakmuran berbanding lurus dengan kualitas SDM.Semakin tinggi kualitas SDM penduduk, semakin tinggi pula tingkat kemakmurannya.
  • Hal ini dibuktikan oleh negara yang miskin sumber daya alam tetapi tingkat kemakmuran penduduknya tinggi, contohnya adalah Jepang.
  • Kurangnya perhatian terhadap sumber daya manusia Indonesia menjadikan rakyat banyak yang menderita.
  • Namun, secara garis besar, penurunan jumlah warga miskin di Indonesia memang terlihat signifikan.
  • Namun, angka 30 juta masih menjadi permasalahan sendiri mengingat adanya berbagai tujuan global yang akan dicapai di tahun 2015.


Meski mengalami penurunan, jumlah rakyat miskin
di Indonesia masih terbilang cukup banyak

SOLUSI PEMECAHAN
MASALAH KEPENDUDUKAN
Untuk mengatasi masalah kependudukan, pemerintah melakukan berbagai upaya dengan menetapkan berbagai kebijakan.Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain:
  • Pengendalian jumlah dan pertumbuhan penduduk,
  • Pemerataan persebaran penduduk,dst.
A. Solusi Permasalahan Kuantitas Penduduk di Indonesia

1 . Pengendalian Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
  •  Dilakukan dengan cara menekan angka kelahiran melalui pembatasan jumlah kelahiran, menunda usia perkawinan muda, dan meningkatkan pendidikan.
2 . Pemerataan Persebaran Penduduk
  • Dilakukan dengan cara transmigrasi dan pembangunan industri di wilayah yang jarang penduduknya.
  • Untuk mencegah migrasi penduduk dari desa ke kota, pemerintah mengupayakan berbagai program berupa pemerataan pembangunan hingga ke pelosok, perbaikan sarana dan prasarana pedesaan, dan pemberdayaan ekonomi di pedesaan.

B. Solusi Permasalahan Kualitas Penduduk di Indonesia
1. Upaya Pemecahan Masalah Tingkat Pendidikan
  • Pencanangan wajib belajar 9 tahun.
  • Mengadakan proyek belajar jarak jauh seperti SMP Terbuka dan Universitas Terbuka.
  • Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan (gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, dan lain-lain).
  • Meningkatkan mutu guru melalui penataran-penataran.
  • Menyempurnakan kurikulum sesuai perkembangan zaman.
  • Mencanangkan gerakan orang tua asuh.
  • Memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi.
2. Upaya Pemecahan Masalah Kesehatan
  • Mengadakan perbaikan gizi masyarakat.
  • Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
  • Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan.
  • Membangun sarana-sarana kesehatan, seperti puskesmas, rumah sakit, dan lain-lain.
  • Mengadakan program pengadaan dan pengawasan obat dan makanan.
  • Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan gizi dan kebersihan lingkungan.
3. Upaya Pemecahan Masalah Tingkat Penghasilan/Pendapatan
  • Menekan laju pertumbuhan penduduk.
  • Merangsang kemauan berwiraswasta.
  • Menggiatkan usaha kerajinan rumah tangga/industrialisasi.
  • Memperluas kesempatan kerja.
  • Meningkatkan GNP dengan cara meningkatkan produksi barang dan jasa
4. Upaya Pemecahan Masalah Kemiskinan
  • Menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok.
  • Meningkatkan akses masyarakat miskin kepada pelayanan dasar.
  • Mengurangi korupsi.
  • Membangun dan menyempurnakan sistem perlindungan sosial bagi masyarakat miskin.
  • Menyempurnakan dan memperluas cakupan program pembangunan berbasis masyarakat.
  • Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) di daerah perdesaan dan perkotaan.
  • Menciptakan lapangan kerja yang mampu menyerap banyak tenaga kerja sehingga mengurangi pengangguran, karena pengangguran adalah salah satu sumber penyebab kemiskinan terbesar di Indonesia.



luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com